Kompetisi Liga 1 Indonesia memang berhenti hampir satu tahun lamanya. Beberapa penggawa asing pun memilih hengkang. Akan tetapi, Liga 1 saat ini masih bisa menempati posisi dua kejuaraan termahal di Asia Tenggara.
Menurut data dari Transfermarkt, Liga 1 Indonesia menempati posisi dua Asia Tenggara dengan nilai total sebesar 42,08 juta poundsterling (836 miliar rupiah). Liga 1 masih dibawah Liga Thailand yang bernilai 60,59 juta pounds (1,2 triliun rupiah).
Nilai pasar tersebut menempatkan Liga 1 di posisi 12 se-Asia. Sementara Thai League 1 berada dua strip di atas Indonesia (peringkat 10 Asia).
Secara berturut di bawah Indonesia ada V.League 1 (31,19 juta pounds), Liga Super Malaysia (29,99 juta pounds), Liga Premier Singapura (10,81 juta pounds), Liga Nasional Myanmar (9,45 juta pounds), Liga 1 Laos (5,92 juta pounds) dan Liga Filipina (1,19 juta pounds).
Penyerang asing Persija, Marko Simic menjadi penyumbang terbesar bagi Liga 1 dengan nilai mencapai 405 ribu pounds. Simic diikuti oleh Ezechiel Ndouasel (Bhayangkara FC), Nick Kuipers (Persib) dan Jaimerson Xavier (Madura United). Ketiganya bernilai sama yaitu 338 ribu pounds.
Meski begitu, jika dibandingkan dengan musim lalu, Liga 1 sebenarnya mengalami penurunan signifikan yaitu sampai 12,43 juta pounds. Jumlah tersebut merupakan yang paling banyak di Asia Tenggara.
Tercatat, menurut data yang dihimpun laman ASEAN Football, hanya ada tiga kejuaraan yang mengalami penurunan nilai. Selain Indonesia ada juga Liga Nasional Myanmar (turun 3,9 juta pounds) dan Liga Filipina (turun 1,27 juta pounds).
According to data from transfermarkt, Compared to 2020, the value of the 🇱🇦Laos Premier League is the highest increase (6 million €) while the value of 🇮🇩 Liga Indonesia has decreased the most with 12.43 million €.#AFF #AFC pic.twitter.com/xgldc78HZY
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) February 20, 2021
halaman 2 dari 2